Kamis, 07 Agustus 2008

Kuliah Tamu Roy Suryo…


Hari Selasa tanggal 5 Agustus 2008 ini saya dan beberapa warga SIMKES 2007 (Alhiko, Sukma dan Pretty) mengikuti kegiatan kuliah tamu. Informasi kuliah tamu ini saya dapatkan dari situsnya SIMKES yaitu http://simkes.org/id Kuliah kali ini disampaikan oleh pakar telematika (begitu dia biasa disebut) Bp. Roy Suryo. Adik kandung Ibu Yayi (Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si, Ph.D) ini menyajikan topik “Aplikasi Multimedia untuk Ilmu Kesehatan Masyarakat”. Rasanya topik ini pas benar bagi mahasiswa SIMKES, sayangnya justru diselenggarakan oleh minat PPK (Mungkin karena KKN yaa…antara penyaji dengan ketua minat PPK…. ya iyalah)

Kuliah umum yang semula direncanakan di R Theatre Perpustakaan Fakultas Kedokteran dipindah ke Auditoium II Fakultas KedokteranUGM Lantai II mengingat begitu banyaknya peserta yang akan mengikuti dari peminatan lain, tak terkecuali dari SIMKES 2007 juga.

Setelah opening ceremony secukupnya yang dibuka oleh Bu Yayi selaku Ketua Minat PPK Prodi IKM FK UGM, acara perkuliahan umum segera dimulai. Beberapa rangkuman akan coba penulis paparkan dari pria yang mempunyai nama lengkap Drs. KRMT Roy Suryo Notodiprojo, M.Kes. (Ternyata Beliau lulusan S1 Ilmu Komunikasi UGM dan S-2 IKM UGM Peminatan PPK juga looo… )

Diawali dengan perkembangan komunikasi dan informasi dari era jadul (jaman dulu) hingga sekarang, kemudian terjadinya perkembangan kurikulum di Indonesia dari tahun 1947 sampai dengan saat ini dengan apa yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang sering diplesetkan menjadi Kurikulum Tidak Siap Pakai.

Berdasarkan data yang disajikan, dari 220 juta penduduk Indonesia terdapat pengguna telepon seluler (HP) sejumlah 93,7 juta dan pengakses internet sebanyak 26,5 juta orang. Selanjutnya dari beberapa negara yang disurvey, Indonesia masih menempati urutan papan bawah untuk prosentase pengguna Internet yaitu hanya sebesar 1% saja, ini masih kalah dengan Thailand (2%) atau bahkan Afrika Selatan (2%). (Sumber AC Nielsen)

Namun celakanya justru prosentase penyalahgunaan internet di negara bernama Indonesia ini menduduki rangking ke-2 dunia setelah Ukraina. (Ukraina 19% dan Indonesia 18%). Hal ini sangat ironis apabila kita melihat dengan mudahnya seseorang dapat mengakses situs-situs porno misalnya atau kejahatan di dunia maya (Cyber Crime). Begitu banyak buku-buku tentang cara meng-hacking web orang lain ditemukan di banyak toko buku dan dijual secara resmi. Walaupun ada sisi baiknya juga untuk pembelajaran, namun menurut pria berdarah biru ini buku-buku tersebut lebih banyak disalahgunkan oleh para hacker, yang pada gilirannya akan menjadikannya seorang cracker, carder dan kejahatan maya lainnya.

Di masa depan, menurut penyaji yang pernah mendapatkan award sebagai pria berbusana terbaik sebuah majalah ibu kota ini, dunia akan dipenuhi dengan perangkat-perangkat pintar. IT dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kejahatan dengan berbagai cara dan tekniknya, misalnya untuk mengetahui keslian sebuah foto, analisis keaslian suara dan penggunaan lainnya. Demikian pula proses pembelajaran IT-pun akan anywhere, anytime and anyperipheral. Semuanya serba e, seperti e-comerce, e-school, e-busines, e-government sampai e-dan (gila) he…he….. Teknologi informasi telah menjadi solusi yang tepat, cepat dan dahsyat, apalagi semenjak dimunculkannya teknik komunikasi pita lebar (broadband) untuk transmisi kecepatan tinggi.

Untuk mengatur dan mengendalikan penggunaan IT tersebut tentu tidak akan lepas akan adanya regulasi atau aturan-aturan yang mengikat setiap pengguna, terbukti dengan telah disyahkannya UU ITE (Informasi dan Transakasi Elektronik) No 11 tahun 2008 dan telah diundangkan di Lembaran Negara RI No 58 21 April 2008. Peran pemerintah tentu saja juga tidak cukup, perlu dibutuhkan komitmen tinggi dari setiap warga negara untuk tetap mengedepankan etika dan moral untuk kemajuan bangsa ini.

Beberapa pertanyaan meluncur dari 4 orang peserta dan dijawab dengan analogi yang mengena serta joke-joke segar. Dengan gaya meledak-ledak, memikat dan humoris waktu 3 jam penyajian tak terasa telah terlewatkan begitu saja. Pada akhir sesi tak lupa acara foto bersama dengan pria yang jago IT ini. Beberapa peserta bahkan minta tanda tangan dari penghobi baru dunia otomotif ini bak seorang selebritis (memang selebritis-nya IT). Sambil pulang selanjutnya semua peserta mendapatkan makalah dari sang pakar serta makan siang yang cukup mengundang selera dari panitia.

Jumat, 30 Mei 2008

OPERASI AMANDELKU…….





belum sadarHari Kamis tanggal 15 Mei 2008 kemarin aku menjalani operasi pengangakatan amandel di RS THT Jogyakarta. Amandelku kata dokter sudah rusak parah, dua-duanya sudah bernanah dan bolong-bolong. Memang sudah aku rasakan sakit ini sejak 2 tahun yang lalu, tapi baru kali ini ketahuan sakitnya apa. Ada perasaan takut dan khawatir juga sebelum operasi, dengar operasi aja udah bergidik rasanya, apalagi ini dibius total yang berarti aku “gadaikan” nyawaku beberapa saat pada tim bedah RS.THT

Untunglah operasi berjalan lancar dan tak beberapa lama akupun siuman. Tempat operasi dilakukan tepatnya adalah di Rumah Sakit THT Prof. dr. Oepomo di Jalan Suryomentaraman Wetan dekat Purawisata. Yang ngoperasi aku tentu saja sebuah tim (6 orang) dipimpin oleh DR. dr. RM Tedjo Oedono Oepomo, Sp. THT (Sub spesiasis Bedah Leher, Otak dan Alergi). Habis siuman aku diceritakan kalau tadi amandel yang telah berhasil diangkat, yang satu sudah hancur dan yang satunya lagi masih utuh namun sudah berlobang-lobang. Saat operasi hidungku dimasuki selang 30 cm sampai paru-paru ihhhh… ngeri juga, makanya sampai 2 hari lobang hidung kananku masih penuh dengan darah kering.

Sekarang seminggu setelah operasi makan masih bubur, mudah-mudahan Allah SWT segera memberi kesehatan dan kesembuhan. Inilah rasanya ujian paling berat selama hidupku, mendapatkan “nikmat” berupa sakit amandel. Semoga pula dengan “rezeki sakit” ini aku lebih mendekat kepada-Nya. Amin

Langkah Terakhir…?

Akhirnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dipastikan naik lagi. Kepastian naikknya harga BBM diumumkan Pemerintah melalui Menko Ekonomi Prof. DR. Boediono setelah rapat terbatas di Kantor Presiden RI Senin, 5 Mei 2008. Menurut Presiden SBY sendiri, tahapan sekarang bukan lagi membahas harga BBM naik atau tidak, tetapi bagaimana imbas kenaikan BBM 20-30% tersebut terhadap berbagai komoditas, termasuk instrumen untuk melindungi rakyat miskin dan berpenghasilan rendah. Padahal sehari sebelumnya, Presiden sepakat untuk tidak terlalu cepat menaikkan harga BBM. Kebijakan menaikkan BBM adalah merupakan langkah terakhir (Kompas, 5 Mei 2008).

Faktanya langkah terakhir inilah yang justru dengan cepat ditempuh oleh Pemerintah. Alasan utamanya sebagaimana berkali-kali telah diungkap oleh Pemerintah adalah adanya tekanan yang semakin berat terhadap APBN-P 2008 akibat terus membengkaknya anggaran subsidi BBM sebagai dampak langsung dari terus meroketnya harga BBM di pasar dunia, hingga menembus US $ 120 per barel.

Yang amat disesalkan, sesungguhnya adalah kebijakan untuk menaikkan harga BBM yang akan diberlakukan justru di tengah-tengah jeritan masyarakat dari berbagai lapisan yang tengah menderita akibat himpitan ekonomi dan beban hidup yang makin berat. Karena itu apapun alasannya kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga BBM rata-rata 30% adalah kebijakan yang zalim karena akan semakin menyengsarakan rakyat.

Sebagaimana yang sudah-sudah ketika krisis ekonomi terjadi, kebijakan menaikkan tarif kebutuhan pokok seperti BBM pada akhirnya menjadi “langkah terakhir” yang menjadi favorit pemerintah (dengan nada sedikit sinis Penulis justru menyebutnya “langkah pertama”….). Dengan menyebut kebijakan menaikkan BBM sebagai langkah terakhir, Pemerintah sepertinya telah berupaya meyakinkan masyarakat, bahwa ia telah bersunggguh-sungguh menempuh cara-cara lain di luar langkah terakhir tersebut. Padahal jelas tentu masih ada cara atau langkah lain yang bisa ditempuh untuk mengatasi krisis ekonomi ini.

Paling tidak ada 3 strategi besar yang berperan kalau kita mau mencermati struktur pengeluaran APBN kita, yang dapat ditawarkan dan dipilih yang antara lain :

Pertama, melakukan penghematan belanja rutin, dan ini sudah dilakukan Pemerintah dengan memotong anggaran untuk kementerian dan lembaga sebagai kompensasi kenaikan subsidi yang berkaitan dengan BBM, termasuk subsisidi listrik. Namun, hendaknya penghematan ini dilakukan pula di seluruh lini, baik eksekutif, yudikatif maupun legislatif. Sudahkah kita lihat anggota DPR dan DPRD serta pejabat tinggi melakukan ini semua (penghematan) …..?

Kedua memanfaatkan dana APBD yang mengendap di Bank Indonesia (BI) dalam bentuk SBI yang bunganya jelas menambah beban pemerintah. Sepanjang tahun 2007 saja menurut catatan Pemerintah, Dana APBD yang mengendap di BI dalam bentuk SBI mencapai sedikitnya 146 trilyun. Lebih dari itu sepanjang tahun 2007 ternyata APBD kita rata-rata surplus cukup besar (Okezone.com, 6 Mei 2008). Ini jelas sebenarnya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mengurangi beban Pemerintah dan masyarakat.

Dan yang ketiga, penangguhan pembayaran utang luar negeri. Tahun 2008 cicilan pembayaran utang plus bunganya mencapai 151,2 Trilyun Rupiah. Penangguhan ini jelas akan membantu mengurangi beban berat APBN.

Dari sekelumit informasi dan sedikit renungan di atas masih tepatkah disebut tindakan Pemerintah itu merupakan “langkah terakhir”…?

Posted by : ilowirawan

PENGHINAAN TERHADAP ISLAM

Penghinaan terhadap Nabi Muahmmad SAW dan Islam memang penuh kesengajaan. Buktinya, penghinaan terhadap Nabi, Al-Quran dan Islam sendiri terus dilakukan. Beberapa tahu lalu Ayaan Hirsi Ali mencari popularitas dari jabatan politik dengan menghina Islam. Politisi Belanda kelahiran Somalia ini mengecam Islam sebagai agama terbelakang dan merendahkan wanita. Dia juga menuduh Rasulullah Muhammad SAW sebagai orang yang sesat karena menikahi Aisyah RA yang masih kanak-kanak. Dengan sangat keji dia menuduh Rasulullah itu pervers (mempunyai kelainan seksual).


pimpin doa


Penghinaan masih terus berlanjut. Pada tahun 2005 lalu, Koran Jyllands-Posten Denmark menerbitkan kartun Nabi Muhammad SAW, yang digambarkannya membawa pedang dan menenteng bom. Bahkan dalam salah satu kartunnya Rasulullah SAW digambarkan sebagai orang yang bersorban yang di dalamnya terselip bom (tampak dari bentuk dan sumbunya). Kemudian Januari 2006 kartun-kartun itu dimuat di media massa Nowegia dan Perancis (Koran France Soir).

Selanjutnya Februari 2008 kartun-kartun itu dimuat kembali oleh sebelas media terkemuka di Denmark dan televisi nasional, juga sedikitnya tiga harian di Eropa, yaitu Swedia, Belanda dan Spanyol telah mencetak karikatur penuh kebencian itu. Hati umat Islam masih sakit. Kini bukan hanya Nabi Muhammad SAW yang dihina, Al Quran dan Islam juga dilecehkan.

Akhir Maret 2008 berdarlah film “Fitna”. Dalam tayangan film tersebut dimunculkan kartun Nabi Muhammad SAW bersorban dan di kepalanya diselipkan bom yang pernah ditayangkan di media massa sebelumnya. Lalu ditayangkan pula ayat-ayat Al-Quran dan terjemahannya, berikutnya digambarkan peristiwa peledakan WTC dan berbagai peledakan lainnya. Secara keseluruhan film berdurasi 15 menit tersebut menyebarkan pesan bahwa Al-Quran adalah sumber kekerasan, Nabi Muhammad SAW adalah teroris dan Islam adalah agama pemicu kerusakan.

Banyak negara muslim meminta agar film itu tidak diedarkan. Diantaranya adalah Iran, Bangladesh, Pakistan dan Yordania yang langsung berekasi keras mengecam film ini. Indonesiapun mengutuknya, sampai-sampai Sekjen PBB (Ban Ki Moon) mengkritiknya yang menganggap bahwa itu adalah film yang jahat. Wahai umat Islam…cukupkah kita hanya mengutuknya saja, tanpa bisa melakukan apa-apa selain itu ….. ?!! (Wallohu A’lam bishawab)

Rabu, 26 Desember 2007

JANGAN BUNUH KPK.......!!!

Pergantian pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK sudah lewat dua pekan. Namun suara-suara sumbang bernada kecewa tentang ketua KPK terpilih masih kerap diungkapkan publik dalam berbagai diskusi . Ketua KPK terpilih dipandang tidak meyakinkan untuk memimpin KPK dalam periode kerja keduanya yang penuh tantangan. Menimbang rekam jejak Sang Ketua, kecemasan ini masuk akal. Tetapi sambil memberikan kesempatan kepada seluruh pimpinan KPK bekerja dan membuktikan integritas dan kualitas mereka, saat ini perhatian selayaknya justru diberikan secara seksama kepada satu sumber kecemasan tadi.

Di tengah proses seleksi pimpinan KPK tempo hari, kalangan partai politik, terutama partai-partai besar menunjukkan sikap dasar mereka yang justru layak dicemaskan. Umumnya mereka mengharapkan KPK tidak menjadi lembaga super dengan kekuasaan besar. Umumnya mereka juga menggarisbawahi bahwa KPK semestinya hanya menjadi lembaga sementara atau meminjam istilah mereka yang salah kaprah “Ad hoc”. Padahal salah satu keunggulan lembaga semacam KPK justru terletak pada kekuasaannya yang besar, rentang jangkauan tangannya yang luas dan independensinya sebagai lembaga yang super.

Alasan hidup KPK adalah berkembang luas dan mengakarnya praktik korupsi. Beberapa dekade sebelum reformasi, korupsi telah membatin dalam langgam kerja sistem politik, ekonomi dan sosial kita. Otonomi daerah yang dikembangkan di tengah demokratisasi juga menjadi arena desentralisasi korupsi dengan pemassalan dan perluasan pelaku-pelaku tingkat lokal. Dengan cemas kitapun menyaksikan betapa demokratisasi ternyata mewujud menjadi gejala pengembangbiakan praktik korupsi. Untuk dan atas nama itulah KPK perlu menjadi sebuah lembaga super. KPK mesti menjadi sebuah intitusi yang memiliki kewenangan dan kekuasaan besar dan berdaya jangkau luas. Sedemikian besar dan luas sehingga bahkan seorang kepala negara dan kepala pemerintahan saja, harus dijangkau KPK.

Selama empat tahun pertama kiprahnya KPK memang masih berkutat dengan banyak keterbatasan dan kelemahan. Ada banyak harapan publik yang masih bertepuk sebelah tangan. Kecepatan dan jangkauan kerja KPK kerap masih lebih lambat dan terbatas dari yang diinginkan para aktivis anti korupi. Meskipun demikian langkah-langkah awal pemberantasan korupsi telah dimulai secara bermakna oleh KPK.

Dalam kerangka ini, imbauan partai-partai politik agar KPK tidak menjadi sebuah lembaga super adalah imbauan salah waktu dan salah alamat. Sosok super institusi pemberantasan korupsi, di mana saja, memang menakutkan bagi calon korbannya.

Yang juga mencemaskan adalah penegasan kalangan partai-partai bahwa KPK adalah sebuah institusi sementara. Ada semacam aspirasi agar kesementaraan itu ditegaskan. Dalam bahasa para penyokong aspirasi ini, KPK adalah lembaga yang bersifat “ad hoc”. Yakni bersifat sementara waktu belaka, sehingga tidak perlu membangun berbagai infra struktur seolah-olah dirinya akan permanen.

Secara substantif aspirasi bagi kesementaraan KPK adalah ahistoris. Ketika korupsi semakin menggurita, lembaga semacam KPK justru mesti dijaga kesinambungan kerjanya. Berbagai lembaga sejenis di dunia, di negara-negara yang jauh lebih bersih dari kita, terus berpraktik hingga sekarang setelah berusia puluhan tahun. Lagi-lagi aspirasi itu salah alamat. Maka yang sejatinya menjadi agenda kita sekarang adalah imbauan “JANGAN BUNUH KPK” dan bukan sebaliknya.

(Ditulis Susilo Wirawan disarikan dari tulisan Eep Syaifullah Fatah, PhD dalam Kompas Selasa,18 Desember 2007)

BALI ROADMAP


Lima belas Desmber 2007 yang lalu konferensi kerangka kerja PBB untuk perubahan iklim (UNFCCC) di Nusa Dua Bali, berakhir daramatis. Konferensi tingkat internasional ini sejatinya diharapkan menghasilkan sebuah kesepakatan seluruh peserta untuk menyelamatkan bumi dari bahaya efek rumah kaca. Bumi “terancam” tenggelam oleh pemanasan global dengan mencairnya es di kutub utara dan selatan.

Bukan itu saja bahayanya, laporan yang dirilis oleh Human Development Report 2007/2008 “Fighting Climate Change : Human Solidarity in a Devided World” menyebutkan bahwa pemanasan global akan : pertama, merusak produksi pertanian dan security food, kedua kelangkaan air, ketiga hancurnya ekosistem dan keragaman hayati.

Setelah berunding selama dua minggu dan molor sehari, para delegasi dari 190 negara akhirnya menyetujui konsensus untuk menekan laju perubahan iklim dalam dokumen “Bali Roadmap” . Seperi kita ketahui bahwa “Bali Roadmap” tidak menghasilkan statemen tegas tentang besaran pengurangan emisi energi (penyebab utama pemanasan global) dalam jangka waktu tertentu. Hal ini karena AS dan negara maju lainnya menolak dengan tegas usulan angka pasti yang mengikat pengurangan emisi industri mereka antara 25-40% hingga tahun 2020 nanti.

Komprominya, Bali Roadmap hanya menegaskan kewajiban negara-negara maju melaksanakan komitmen dalam hal mitigasi secara terukur, dilaporkan dan bisa diverifikasi, termasuk pengurangan emisi yang “terkuantifikasi”. Target angka pengurangan emisi secara jelas seperti yang dituntut bukti-bukti sains dan kepentingan kemanusiaanpun akhirnya tergusur dan bahkan hanya menjadi catatan kaki. Sungguh sangat tragis. Bahaya pemanasan global telah nyata kita rasakan, namun upaya pencegahan terganjal oleh sikap “angkuh” serta dominannya AS dan negara maju lainnya terhadap negara-negara berkembang. Banyak kalangan akhirnya menilai bahwa Konferensi Bali “gagal”.

Jelas, ini adalah keangkuhan AS dan negara-negara maju lainnya. AS dan negara-negara maju lainnya tidak mau kepentingan politik dan ekonominya “terkurangi”. Sebab jika mereka sepakat mengurangi emisi karbon mereka, maka “bencana” mungkin akan dialami oleh AS dan negara-negara maju lainnya. Sebab industri-industri merekalah penyumbang utama emisi karbon dunia. Jika mereka sepakat mengurangi emisi karbon, berarti mereka setuju mengurangi jumlah industri mereka atau mengurangi jumlah produksi mereka. Mereka tentu tidak mau, karena penopang utama perekonomian mereka adalah sektor industri. Menurut data terakhir (2007) UNDP, karbon emisi perkapita dunia saat ini adalah 4,5. Dari angka tersebut ternyata AS menyumbang 20,6, Kanada 20, Australia 16,2 dan Jepang 9,9. Baru sisa kecilnya disumbang oleh negara-negara berkembang. Sungguh ironis. AS dan negara-negara maju lainnya adalah penyumbang terbesar emisi karbon. Namun mereka menolak menguranginya.

Jelas, Konferensi Bali sejatinya untuk kepentingan AS dan negara-negara maju, baik hasilnya maupun keputusan turunannya. Ailun (Green peace China) menegaskan bahwa negara-negara berkembang datang ke Bali dengan usulan jelas. Tetapi yang mereka dapatkan hanyalah “strategi kotor” dari AS dan negara maju yang menantang semua bahasan, terutama terkait dengan jutaan umat manusia yang telah menderita akibat perubahan cuaca. Amerikalah sesungguhnya yang berperan di Bali (Okezone 16/12)

(Ditulis Susilo Wirawan disarikan dari Dakwah Al Islam edisi 384XIV)

Selasa, 30 Oktober 2007

TERAPI AIR

Banyak dari kita yang tidak menyadari kegunaan air selain untuk minum, masak, MCK atau keperluan kehidupan kita sehari-hari, ternyata air juga dapat digunakan sebagai obat (Terapi Air). Kita mungkin saja tidak akan percaya bila belum melakukannya (Penulis telah membuktikannya looo….). Terapi air menjadi sangat berguna untuk menangkal penyakit-penyakit musiman, apalagi jenis terapi ini relatif tidak memerlukan biaya (harga air kan nggak mahal,…. Apalagi kalau dimasak sendiri).

Ada beberapa penyakit yang dapat disembuhkan oleh Terapi Air ini, yaitu; sakit kepala, darah tinggi, kurang darah, rematik, lumpuh, kegemukan, radang/sakit persendian, gangguan jantung, pusing-pusing (kecuali pusing karena banyak utang hee.hee. Pen), batuk, asma, batu ginjal, diare, ambeien, melancarkan haid pada wanita dan masih banyak lagi.

Bagaimana air minum itu dapat bekerja menjadi obat ?

Meminum air biasa dengan metode yang benar dapat memurnikan tubuh manusia. Pertama-tama dengan meminum air putih maka usus besar menjadi bersih dan bekerja lebih efektif untuk membentuk darah baru atau darah segar. Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan akan diserap dengan baik dan diubah menajadi darah baru. Sedangkan darah baru yang bersih merupakan hal yang paling penting dalam mencegah, menyembuhkan penyakit dan memelihara kesehatan.

Bagaimana melakukan terapi air ini ?

1. Pagi hari, ketika Anda baru bangun tidur (bahkan sebelum gosok gigi), minumlah 1,5 Liter air yaitu 5-6 gelas. Sebaiknya air ditakar dahulu agar tidak kekurangan ataupun kelebihan. Awalnya Anda akan buang air kecil sampai tiga kali dalam satu jam, tapi setelah beberapa lama akan normal kembali.

2. Jangan minum atau makan apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1,5 Liter air ini.

3. Tidak boleh minum minuman beralkohol pada malam sebelumnya

4. Harus selalu meminum air yang matang dan bersih, bila perlu air yang sudah disaring

5. Bila terasa sulit meminum air 1,5 Liter air sekaligus, untuk awal boleh diminum empat gelas dulu dan sisanya yang dua gelas diminum dua menit kemudian. Tapi tentunya Anda harus segera membiasakan diri meminum sekaligus, agar semakin terasa khasiat Terapi Air ini.

6. Disarankan agar penderita radang atau sakit persendian dan rematik melaksanakan terapi ini, tiga kali sehari, pagi siang dan malam (satu jam sebelum makan) selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari sampai penyakitnya sembuh.

Hal yang perlu kita ingat bersama adalah apapun yang berasal dari kebaikan dan digunakan untuk kebaikan, maka akan menghasilkan kebaikan pula. Tanpa mengeluarkan biaya, Terapi Air ini menjadi alternatif pengobatan yang mulai diminati banyak orang karena murah, aman dan efisien….. (Diolah dari berbagai sumber)

keluargaku bahagia daffa anakku shooting
Free chat widget @ ShoutMix
bayi muah.. bayi aktus Action di Lap Simpanglima lagi ngajar